Berobat Sembari Berwisata, Konsep Wisata Baru di Kuching

Akhirnya saya tiba selamat di Kuching, Ibukota negara bagian di Sarawak Malaysia. Hujan gerimis masih setia mengiringi perjalanan  kali ini. Tas punggung berukuran 55 liter segera saya ambil dari bagasi di atas tempat duduk dan segera menuju imigrasi untuk mendapat ijin masuk di paspor. Masih sore, baru pukul 15.00 waktu Sarawak, lebih cepat satu jam dari waktu Indonesia Barat di Pontianak. Memenuhi undangan Henerita untuk mengetahui Konsep Wisata Baru di Kuching, Berobat Sambil Liburan.

Kuching Bukan Kucing

Kuching yang akan saya kunjungi ini bukan hewan berbulu dengan empat kaki, tapi ibu kota negara bagian Sarawak, Malaysia. Saya tidak tahu cerita pastinya, hasil dari obrolan dengan beberapa teman yang bermukim di Kuching, ada beberapa cerita yang sering didengar. Ada yang bercerita kalau dulu penduduk menemukan kucing ekor pendek yang ditemukan di seputar Sungai Sarawak yang mengalir di kota itu. Sehingga diambilah nama Kuching.

Cerita lain yang cukup menarik dan berdasarkan sejarah, dimana sebagian orang percaya raja Sarawak pertama, seorang Inggris yang bernama James Brooke (1839). Kabarnya, saat bertandang ke suatu wilayah, ia menunjuk pada permukiman dan menanyakan apa namanya. Seorang penduduk mengira dia menunjuk kucing yang lewat dan ia mengatakan namanya 'Kucing'. Apapun itu, kota ini jadi tempat yang paling sering saya kunjungi untuk berlibur dan menikmati berbagai macam atraksi

Akomodasi Sesuai Budget

Setelah mendarat, untuk sampai ke kota, saya membeli kupon taksi seharga RM 30 sudah ada di dalam genggaman, lalu bergegas menuju taksi yang ada di luar bandara menuju hostel yang sudah saya pesan online. Singgahsana Lodge namanya, jaraknya tidak terlalu jauh dari Kuching Waterfront.

Singgahsana Lodge

Keramahan khas Malaysia langsung terasa bagi para backpacker yang mampir. Wisma ini sangat populer di kalangan backpacker yang datang ke Kuching. Lokasinya sangat strategis dan mudah dicapai dari berbagai titik. Singgahsana Lodge di pinggir jalan raya, alamat no. 1 Temple Street, nomor telepon 61 082 29277  Terletak sekitar 0,09 mil dari pusat kota. Setelah check in, luangkan waktu untuk bersantai di lobby karena sangat nyaman. Terdapat sofa dan tempat tidur bertiang empat dengan bantal warna-warni, TV, dan bar tempat Anda dapat memesan makanan dan minuman. Layanan lain yang dapat Anda nikmati adalah koneksi Wi-Fi di lobi, serta perpustakaan mini dengan banyak buku. Banyak sudut menyenangkan untuk bersantai.

Apa lagi yang menyenangkan dari tempat ini? Ada penyewaan sepeda gratis dan dan brosur tentang tempat makan di Kuching, Lokasi wisata, atau sekedar ini chillax (chill and relax). Sepanjang jalan menuju ke kamar menampilkan banyak foto budaya Sarawak dan aneka kerajinan tangan seperti Tangkin (semacam tas yang memiliki tali dan dilekatkan didahi) dan bubu (alat perangkap ikan dari bambu). Kamar kamar disini memiliki pilihan yang berbeda, mulai dari privat ber hingga kamar berisi 10 orang. Fasilitas kamar terbilang lumayan lengkap, mulai dari loker, meja kerja, kursi, AC, hingga toilet dengan air panas dan dingin. Saya pernah menggunakan kamar yang memiliki ekstra bed untuk dua orang dibagian atas. Ini beneran unik dan lucu.

Bagian atas Singgahsana Lodge, yang memiliki bar di atap yang dapat dikunjungi oleh semua tamu , baik yang menginap maupun tidak.. saya sempat melihat tempat ini, seperti area bermain dan bersantai yang lengkap dengan sebuah meja bilyard yang bisa dimainkan tamu yang datang. Singgahsana Lodge terletak 300 meter dari tepi sungai Sarawak dan St. Thomas. Lebih mudah memesan online dan jangan lupa untuk memberitahu jam check in jika diluar waktu yang ditentukan. Bagi yang punya budget lebih, bisa menginap dibeberapa hotel lainnya, beberapa rekomendasi lain yang menarik

Hotel Hilton Kuching

Jalan Tunku Abdul Rahman, 93100 Kuching, Sarawak, Malaysia. 5 menit dari bandara dan terletak didepan Sungai Sarawak. Saya pernah menginap disini dengan pelayanan standar jaringan Hilton. Cukup menyeberang jalan ], kita langsung bisa menikmati Kuching Waterfront, taman didepan Sungai Sarawak.

Damai Beach Resort

Saya hampir setiap tahun menginap disini karena ada festival Rainforest World Music Festival di kampung budaya. Disini juga bisa menikmati Gunung Santubong, jika suka dengan hiking dan tracking atau bisa juga menikmati sunset di pantai. Lokasinya berada 45 menit dari pusat kota Kuching, berada di Teluk Bandung Santubong, Kuching 93756 Malaysia.

Pullman Hotel Kuching

Salah satu hal yang membuat saya betah di Pullman adalah makanannya yang enak apalagi sarapan pagi yang super lengkap! Sampai bingung harus mulai dari mana untuk makan. Pullman Kuching Hotel jaraknya berdekatan dengan Kuil Sri Srinivasagar (0,4 km) dan Klenteng Tua Pek Kong (0,5 km). Berada dilokasi No. 1A Jalan Mathies, Kuching 93100 Malaysia.

The Waterfront Hotel

Hotel ini berdekatan dengan Hornbill Street Mural (0,2 km) dan Lukisan Dinding Orang Utan (0,2 km), The Waterfront Hotel menjadi pilihan saya karena pemandangan dari kamarnya yang bagus, mintalah kerespsionis untuk kamar yang menghadap ke sungai Sarawak dan rasakan semburat warna oranye saat sunset yang begitu indah. Kalau lapar, ada beberapa tempat makan yang dekat dan rekomendasikan seperti Top Spot Food Court, Bla Bla Bla, dan The Junk.

Konsep Wisata Baru

Keesokan harinya, saya teringat kalau akan bertemu dengan teman lama di Sarawak Tourism Board, Henerita yang mengajak saya “Pusing-Pusing” (Bahasa Melayu Malaysia = Jalan Jalan) Menikmati Malaysia sembari berbincang pariwisata di Kuching Sarawak. Tukang Jalan Jajan memang sering diundang jika ada informasi atau program baru yang berhubungan dengan pariwisata di Sarawak. Henerita mulai bercerita, “Sekarang kami fokus untuk membangun perkembangan wisata kesehatan”. Saya mengangguk angguk memahami ini. Hampir semua wilayah di Malaysia sedang berlomba untuk memajukan pariwisata yang memadukan dengan sektor kesehatan.
Siapa yang berobat ke Malaysia? Semua orang Indonesia dapat melakukannya, asal mengikuti aturan yang berlaku. Calon pasien juga tidak perlu repot mencari informasi karena bisa terhubung dengan MHTC. Apa itu?

MHTC , Pusat Informasi Perobatan di Malaysia

Sedikit informasi ya, MHTC adalah organisasi yang didirikan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia yang mewakili 69 rumah sakit swasta di Malaysia, serta jadi pusat informasi dan dukungan bagi pasien yang ingin berobat dari kota Penang, Kuala Lumpur, Sabah, Sarawak hingga Melaka. dimana semua rumah sakit diakui secara internasional, Malaysian Healthcare Tourism Council (MHTC) berkantor pusat di Kuala Lumpur, Malaysia dan terwakili di beberapa negara seperti Indonesia, China, Myanmar dan Vietnam. Buka saja website https://www.mhtc.org.my/ atau IG: @medtourismmy.id dan website: www.medicaltourismmalaysia.id nanti akan banyak rumah sakit atau nomor telepon agen yang bekerja sama di Indonesia untuk mencari informasi. pada tujuan dan rumah sakit tujuan. Dengan menghubungi terlebih dahulu untuk informasi, Anda dapat menerima perawatan dengan lebih santai dan tenang.

Beberapa rumah sakit Sabah telah bermitra dengan MHTC untuk memfasilitasi perawatan bagi orang Indonesia. Hal ini didukung oleh banyak rumah sakit yang tidak hanya unggul dalam pelayanannya tetapi juga menjadi yang terdepan dalam tenaga medis, dilengkapi dengan peralatan penunjang yang canggih. Selain itu, suasana yang didapat tidak semengerikan di rumah sakit umum, memang sulit membedakan hotel bintang lima dengan rumah sakit. Jadi hal-hal yang berkaitan erat dengan rumah sakit, seperti; Bau obat-obatan, ruangan pengap, antrean panjang, dan sulitnya mendapatkan sentuhan pribadi dari pelayanan yang baik semua hilang ketika Anda berkunjung ke Sabah untuk berobat. Setelah dijelaskan Panjang lebar, saya diajak untuk bertemu Jane, guide yang mengantar kami melihat rumah sakit yang bekerja sama dengan MHTC di Kuching

Rumah Sakit Rujukan MHTC di Kuching Sarawak

Jane sudah menyambut kami dengan senyuman manis dari jauh dan mengajak kami mengunjungi rumah sakit pertama. Namanya tidak asing ditelinga saya, Banyak warga Kalimantan Barat yang berobat kesini

Normah Medical Specialist Center

Lokasinya ada di 937 Jalan Tun Abdul Rahman Yaakub, Petra Jaya, Kuching, Sarawak, Malaysia, Nomor telepon yang bisa dihubungi +6082 440 055. Beberapa teman yang pernah punya pengalaman berobat disini juga bercerita kalau Rumah sakit ini memberikan layanan jemput di bandara maupun perbatasan negara Malaysia dan Indonesia.  Jane mengatakan, poli layanan di Rumah sakit ini sangat lengkap, ditunjang dengan berbagai macam peralatan canggih. Setiap poli dilayani dokter spesialis yang berpengalaman. Jika butuh penterjemah Bahasa Indonesia, Rumah sakit ini juga menyediakan.

Borneo Medical Centre

Jaringan rumah sakit ini tersebar di Malaysia. Untuk Sarawak sendiri ada di Kuching dan Miri. Saya berkunjung ke cabang yang ada di Kuching. Menurut Jane, Borneo Medical Center di Kuching 80 tempat tidur. Itu dilengkapi dengan teknologi medis modern, serta tim profesional perawatan kesehatan yang profesional dan dinamis; saling bekerja sama untuk memberikan kesembuhan Selain untuk pasien local Sarawak, Borneo Medical Centre memberikan perawatan medis berkualitas tinggi kepada pasien internasional, tanpa memandang ras, agama, atau bangsa. Borneo Medical Centre berada di Lot 10992, Section 64 KTLD, Jalan, Tun Jugah, 93350 Kuching, Sarawak, Malaysia juga memiliki banyak klinik dengan dokter spesialis yang siap melayani.  Mereka juga memberikan layanan penunjang untuk diet dan nutrisi, psikologi serta rehabilitasi medik Setelah puas berkeliling, Jane juga memberitahu, bahwa kedua rumah sakit ini menyediakan rumah singgah bagi pasien rawat jalan dari luar negeri maupun keluarga pasien yang mengantar. 

Suaka Margasatwa Semenggoh 

Pagi hari saya sudah dijemput mobil van Henerita menggunakan sebuah van. “Saya mahu ajak kamu beri makan orng hutan”. Saya langsung excited! Kami menuju semenggoh wild centre. Sebelum masuk ke dalam hutan, kami bertemu dengan Tom, ranger yang akan mengantar kedalam. Sebelumnya Tom menjelaskan bahwa orang utan adalah hewan liar, kita dilarang mendekat apalagi berinterkasi dengan mereka Sebelum pemberian makan dan pintu masuk ke dalam hutan di buka, saya mendengar penjelasan Tom,”Kat sini ade 25 orang utan, 11 dapat dari rescue, 14 die punya anak beranak. Nanti you mungkin tak bise liat semua”. Lahan hutan seluas 1613 hektar ini didirikan sejak 1975. 

Saat pemberian makan oleh petugas, pengunjung tidak boleh terlalu dekat, setidaknya 710 meter dari orangutan. Semua pengunjung dilarang membuat keributan, apalagi berbicara, memegang makanan dan minuman. . Jangan mencoba memberi mereka makan karena itu adalah sekolah mereka sebelum mereka dibebasliarkan. Bagi yang ingin memotret, lampu kilat tidak diperbolehkan karena dapat mengganggu dan membuat orangutan marah. 
Segera setelah rantai di jembatan dilepas, saya bersama sekitar 30 pengunjung diminta untuk masuk beriringan secara perlahan. Masuki hutan melalui jalan setapak yang panjangnya sekitar 300 meter. Dari jauh terdengar suara "aoooooooooooo uuuu uuuu uoo" dan terkadang Anda bisa mendengar sebuah nama. Ternyata, inilah cara pengasuh mereka membawa orangutan ke tempat makan. 

Area pemberian makan berupa area terbuka dari kayu dilengkapi dengan tangga dan tali yang diikatkan antar pohon besar. Di tengah panggung ada pengasuh dengan dua ember berisi buah-buahan segar seperti pisang, pepaya, dan kelapa. Saya harus menunggu 30 menit sampai 3 orangutan itu datang. Ada 1 jantan dominan, 1 betina dan 1 anak orangutan.  Tentu saja, yang pertama turun adalah penguasa laki-laki. Sebagian pisang diambil dan sebagian lagi langsung dimakan. Pengasuh juga memberikan kelapa yang dibawa langsung ke pucuk pohon dan ditumbuk ke dalamke puncak tertinggi olah jantan dominan  Setelah melihat atraksi memberi makan orangutan, saya pergi ke galeri foto Suaka Margasatwa Semenggoh. Di ruangan ini terdapat silsilah orangutan yang dirawat di sini, dengan nama, jenis dan informasi sederhana tentang perbedaan orangutan sumatera dan kalimantan. Di sebelah galeri terdapat sangkar buaya yang juga merupakan koleksi lokal. Sayangnya, buaya itu malu untuk memperkenalkan dirinya. 

Kuching Wetland

Setelah dari sini, saya diajak ke tempat lain, Namanya Kuching Wetland. Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dengan jarak tempuh sekitar 15 km untuk menuju ke tempat ini. Anda tidak bisa langsung menikmati keindahan hutan mangrove, melainkan harus menunggu perahu motor merapat. Kapal ini akan membawa saya ke sana nanti. Perahu telah tiba, saya juga senang, saatnya berlayar. Di sisi ini, lihat ke kiri dan ke kanan di sungai dan tanahnya cukup luas, menurut Henerita, ada sekitar 6.610 hektar tanah termasuk Sungai Sibu dan Sungai Salak. Banyak sungai-sungai kecil air payau saling berhubungan dan bermuara di dua sungai besar. 

Lahan basah Kuching sendiri terletak di tengah muara sungai. Asal tahu saja, 30% lahan disini ternyata sengaja dibuat. Beberapa jenis satwa liar juga ditemukan di tempat ini seperti bekantan, kera ekor panjang, kera silver leaf, biawak, buaya muara, beberapa jenis burung. Karena banyaknya hutan bakau, tempat ini menjadi tempat berkembang biaknya ikan dan udang. Saya diajak kesebuah daratan besar buatan, Ini adalah lahan konservasi mangrove. Kebetulan hari ini ada penanaman mangrove dan saya diajak untuk ikut berkontribusi Kegiatan ini rutin dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap ekosistem dan dunia konservasi agar keanekaragaman flora dan fauna tetap terjaga. 

Dari pulau ini, saya juga bisa melihat barisan pegunungan Santubong dan gunung Serapi tanpa hambatan. Henerita dan saya bertemu Rosma, pelindung mangrove di sini, “Saya bekeje same dengan banyak pihak, tak hanye gavement tapi juga SHELL, They help us, jaga bakau kat sini”. Kuching Wetland di bangun demi menjaga agar Kuching tidak banjir serta bentuk tanggung jawab pemerintah Malaysia menjaga lingkungan untuk masa depan yang lebih baik. Menjaga kelestarian lingkungan bearti memberikan kesempatan anak cucu untuk melihat flora dan fauna yang beragam. Saya juga diajak menanam mangrove di pasir putih bersama turis lainnya. Selain itu, saya tidak perlu repot mencari lokasi mangrove yang saya tanam karena saya sudah memiliki koordinat GPS yang terekam lengkap. Sukacita bercampur panas, tapi bahagia.

Sarawak Cultural Village. 

Saya diajak Henerita untuk melihat aneka suku dan budaya yang ada di Kuching dalam satu tempat. Cihuy! Ini seperti taman mini yang lengkap dengan rumah dan mereka yang benar benar tinggal dan bekerja disana. Saya bertemu dengan Kak Neng, tur guide yang menghantar kami disini.  "SVC sangat besar, 17 hektar, di sini Anda dapat melihat banyak rumah desa". Saya menyimak penjelasan Kak Neng dengan seksama. Kampung budaya ini terdiri dari beberapa rumah adat suku Iban, Melanau, Penan, Orang ulu, Bidayuh, Melayu, dan Tionghoa. Dari guide yang disediakan, saya bisa melihat Sarawak di satu tempat. Oh ya, saat masuk, aka nada buku semacam paspor. Dimana saat kita selesai mengunjungi sebuah rumah maka akan diberikan cap. Dalam setiap rumah, ada atraksi seni budaya sampai ibu ibu yang mempraktekkan pembuatan aneka jajanan khas. Kita juga bisa membelinya jika berminat. Beberapa rumah juga menjual aneka kerajinan dari suku tertentu. Dibagian akhir perjalanan disini. Saya menikmati makan siang dengan aneka menu lokal. Mulai dari ayam pansuh, umai, tumis lemiding dan masih ada menu lainnya yang tak ingat namanya

Menggabungkan Wisata dan Pengobatan

Mungkin terdengar aneh untuk beberapa orang. Lagi sakit kok malah jalan jalan? Bagi pengantar atau pasien, rasa bahagia dan enjoy dalam proses pengobatan sangat penting untuk mendukung penyembuhan.Maka itu perlu dibuat sesuatu hal yang menyenangkan Lantas apa itu wisata medis? Seperti namanya (biasa disebut medical tourism atau medical travel) merupakan paket wisata yang khusus untuk kesehatan. Misalnya untuk alasan pemeriksaan kesehatan atau berobat. Bagi yang ingin melakukannya di Malaysia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, Anda bisa berobat, konsultasi, pemeriksaan kesehatan atau melakukan pelayanan kesehatan lainnya, 

source : tukangjalanjajan